Brukk,,,,,brukk,,,,brukk,,,
suara lemparan batu di lempar oleh seorang pemecah batu pertanda bahwa mentari
tlah datang memberikan hangat senyuman kepada mereka yang slalu bangun pagi
untuk beranjak mencari sesuap nasi dan segenggam emas .
Hari ini aku
yang akan pulang menuju suatu perkampungan yang berada di ujung pulau , di
sebelah kanan harapan dan kiri keraguan . disini aku
akan temui atap beralaskan rindu , sebuah dinding yang berdiri dengan cinta dan sebuah pintu
didepannya dengan penuh harapan , dengan
penuh lekukan di bibir kecil ini ,sampailah aku di tempat ini, tempat dimana
aku di besarkan bersama keda orang tuaku .
Ibu, ayah
panggilku girang, lelaki dan wanita separuh baya itu tersenyum melihat gadis
kecil yang mereka besarkan sudah pulang dari tempatya bernaung mencari
ilmu.masuklah ia kedepan ruangan yang dulu tempat iya tertidur karna kelelahan,
tempatnya membasuh keringat kecilnya, tempatnya menarik selimut dan menyalakan
lampu redup setiap malam. Berdiamnya ia sejenak sambil melihat tumpukan debu
yang berada jelas di depan jendela yang biasa ia buka setiap pagi itu, kini
jarang untuk disentuh tangan siapapun, karna ia tidak ada didalamnya.
Berbaringlah ia dikapuk yang beralaskan bungan mawar itu sangat lama.
Suara
gemuruk petir terdengar ,waktu sudah
menunjukan hampir tengah malam, aku yang duduk di balkon atap rumah sedang
melihat langit yang gelap tanpa ada sepercik cahaya ada didalamnya, kulirik
lagi jam sudah 23.56 , oh ya aku ingat ada yang sedangku tunggu malam ini ,
seorang lelaki yang dalam beberapa hari ni tlah datang mengisi hariku , tapi
mengapa ia belum datang , dan tak lama terdengar suara petir yang sangat besar
,, gruuum…dgummm… aaaaaaa tak lama
ada sautan suara terengar . ibu .. … dan ternyata aku terbangun, oh tuhan apa
ini mimpi? Tapi mengapa aku bermimpi aku berad dirumah? Mengapa aku bermimpi
aku sedang menunggu lelaki itu di balkon rumahku tuhan? Apa aku sedang
merindukan ibuku? Bukankah lusa aku akan pulang menemui ibuku?atau aku sedang
merindukan lelaki itu?
Tak lama
suara handphone bergetar ternyata ada catatan pengigatku di handphone ini
“tanggal 16” ..”tanggal 16” .. oh tuhan apak sekarang tanggal 16? Apakah ini
artinya untuk sekin kalinya lelaki itu benar-benar pergi ? bukankah ia telah
berjanji akan kembali pada waktunya . tak lama suaru gerimis terdengar di balik
atap rumah kecil yang berada nomer 2 dari pintu awal terdengar , hujan… ucapkku
perlahan, berlarilah aku menuju jendela
dan ku lihat langit bersama air yang turun jatuh ke bumi dengan ribuan air lagi
menyusul air yang lainnya , ku ulurkan tanganku bersama derasnya air hujan yang
mengenai kulit-kulit putih pucat ku dan sedikit cipratan-cipratan yang mengenai
wajah lusuhku. Ku tutup mataku dan ku bicara pada hatiku
Tiap rintihan
hujan ini aku bicara
Hujan…
Kau mengubur cinta didalam perpisahan
Di luar jendela, kau dan angin
bertiup-tiupan
Saat larut malam, aku mendengar lagu-lagu yang sering ia nyanyikan untukku
Ini saat yang tepat untuk berpikir tentang dirinya
Di tempat
ini tanpa dirinya, aku berjuang melawan kesepian
Aku masih
merindukannya saat aku tertidur
tapi saat
malam hujan, aku tidak bisa tertidur
Apakah ini suara kau hujan, atau suara dirinya?
Apakah ini suara yang memanggilku?
Akankah kau hujan akan menghiburku? Menemaniku dalam sepi?
Aku pikir
aku berbohong ketika aku bilang aku bisa hidup tanpa dirinya
Aku membuang
perasaanku, tapi aku masih merindukannya
Di luar
jendela, suara kau makin deras
Langit,
tolong bantu aku
Tolong
hentikan hujan ini
Agar Saat
hari-hari hujan, aku tak teringat dirinya yang telah melukaiku.
by : C.Y
0 komentar:
Posting Komentar